Selasa, 26 Februari 2013

MISTERI POTONGAN TANGAN CHE GUEVARA

Revolusioner yang Ditakuti Kapitalis Barat

Negara Kuba, bahkan mungkin sebagian negara latin yang pernah merasakan sentuhan gerilyanya, memiliki seorang pahlawan bernama Ernesto “Che” Guevara. Ia lebih revolusioner (cenderung menghendaki perubahan) dari seorang Fidel Castro yang selama 30 tahun menentang kekuatan kapitalis Amerika. Sayangnya, ia membiarkan Kuba terbenam dalam pengaruh komunisme Kremlin. Karena kerasnya watak Che Guevara, Castro sempat memberhentikannya dari jabatan atas desakan Soviet. Bebasnya Kuba dari cengkeraman kapitalis akhirnya memasuki masa diktator ala komunis. Inilah yang membuat Che Guevara merasa tidak berada dalam dunianya lagi. Ia murka terhadap keserakahan dunia barat. Pada saat yang sama, ia mengutuk pola kesewenang-wenangan ala komunis. Che terpanggil untuk membela bangsa latinnya di Bolivia dan menggerakkan revolusi menentang penguasaan kapitalis barat atas kekayaan dan sumber daya mereka. Tapi kali ini, Che salah perhitungan. Strategi gerilyanya kurang ampuh sehingga ia terkepung oleh tentara Bolivia yang dilatih oleh militer barat. Che dan pasukannya ditawan. Namun, ketika mengetahui bahwa Che yang mereka tangkap adalah seorang musuh besar barat, pesanan rahasia pun meluncur ke penguasa boneka Bolivia, Presiden Renee Barrientos. Perintahnya adalah membunuh Che Guevara. Maka, pada 9 Oktober 1967, Che dieksekusi oleh pasukan hasil asuhan CIA Amerika.


Spoilerfor Foto Che Guevara Bersama Fidel Castro

Quote:Tangan Dipotong dan Mayat Dikubur di Landasan Pesawat

Ketakuatan musuh-musuh Che tak pupus hanya dengan kematiannya. Masalahnya adalah gelora semangat revolusioner melawan kesewenang-wenangan dan keserakahan telah terlanjur mengental dalam darah para pemuda latin. Maka, dirancanglah sebuah persekongkolan rahasia untuk menghilangkan mayat Che. Banyak yang menduga hal itu dilakukan untuk menghindari pengkultusan dan kecemasan bagi penguasa dengan kemungkinan akan dijadikannya Che sebagai pahlawan. Dengan begitu, akan memicu gelombang demonstrasi lebih besar. Bagaimanapun, kekuatan rakyat adalah kekuatan dahsyat yang tak tertandingi oleh panser dan mesiu. Soeharto, Mubarak, Ben Ali pernah merasakan jatuh dengan sangat memalukan oleh kekuatan rakyat. Musuh Che tak ingin mengambil resiko Che akan dijadikan martir. Solusinya, mayatnya harus disembunyikan di tempat yang tak bisa dikunjungi oleh ribuan pengikutnya.

Misteri hilangnya mayat Che tidak tercium oleh rakyat selama 30 tahun. Baru pada 1997, mayatnya berhasil ditemukan di sebuah landasan pacu pesawat di Vallegrande, Bolivia. Namun ada yang hilang dari kerangka tersebut, yakni kedua tangannya. Hal ini menginspirasi seorang sineas asal Belanda, Peter de Kock untuk melakukan perjalanan panjang mewawancarai para saksi hidup yang menyaksikan atau pernah melihat potongan tangan tersebut. Hasil perjalanannya itu berbuah film dokumenter berjudul “The Hands of Che Guevara”. Kesaksian dan bukti dokumentasi menyebutkan bahwa kedua tangan itu sengaja diamputasi untuk dikirimkan ke Argentina guna diambil sidik jarinya.

Beberapa kali potongan kerangka tangan Che muncul di beberapa lokasi dan sempat dimasukkan dalam jambangan berformalin. Sayangnya, temuan itu hilang timbul karena dicuri, diselundupkan dan dicuri lagi. Bahkan setelah 30 tahun kematiannya, aura yang keluar dari bentuk potongan tangan yang akhirnya ditemukan itu, masih menyiratkan aroma mistis. Seolah-olah Che masih hadir bagi para pengagumnya hinga hari ini. Tangan itu setengah mencengkeram dengan seluruh ujung jari menghitam oleh tinta.

Spoilerfor Che Guevara and The Gang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar