Selasa, 27 Agustus 2013

Zaman Modern Awal

Selama periode TudorRenaisans mencapai Inggris melalui budaya Italia, yang memperkenalkan kembali seni serta debat pendidikan dan ilmiah dari zaman klasik.[57] Selama periode ini, Inggris mulai mengembangkan keterampilan angkatan laut, dan penjelajahan lautan untuk membangun koloni.[58][59]
Henry VIII memisahkan diri dari persekutuan dengan Gereja Katolik, ia kemudian mengesahkan Undang-Undang Supremasi pada tahun 1534 yang menyatakan bahwa raja adalah kepala dari Gereja Inggris. Berbeda dengan sebagian besar Protestanisme Eropa lainnya, akar dari pemisahan Inggris dari Gereja Katolik ini lebih ke arah politis ketimbang alasan teologis.[catatan 4] Henry juga secara hukum menggabungkan negeri leluhurnya, Wales, menjadi bagian dari Kerajaan Inggris dengan mengesahkan Undang-Undang Wales 1535-1542. Ada beberapa konflik agama internal yang terjadi selama masa pemerintahan putri Henry,Mary I dan Elizabeth I. Mary menghantarkan Inggris kembali ke pelukan Katolik, sedangkan Elizabeth memisahkannya sekali lagi, lalu menegaskan supremasi Gereja Inggris lebih kuat lagi dengan membentuk Anglikan.
Armada Inggris di bawah pimpinan Francis Drake berhasil mengalahkan armada Spanyol pada periode Elizabethan. Setelah persaingan panjang denganSpanyol, koloni pertama Inggris di Amerika akhirnya berhasil didirikan pada 1585 oleh penjelajah Walter Raleigh di Virginia dan menamakannya Roanoke. Pemanfaatan koloni Roanoke ini gagal dan dikenal sebagai "koloni yang hilang", koloni ini kemudian ditinggalkan karena kurangnya persediaan makanan.[61]Bersama East India Company, Inggris juga bersaing dengan Belanda dan Perancis di Timur. Struktur politik Inggris berubah pada tahun 1603 saat Wangsa Stuart, dengan rajanya James VI dari Skotlandia, kerajaan yang menjadi musuh lama Kerajaan Inggris, mewarisi takhta Inggris. James kemudian menciptakan persatuan personal antara Kerajaan Inggris dan Kerajaan Skotlandia.[62][63] James menobatkan dirinya sebagai Raja Britania Raya, meskipun hal tersebut tidak diakui oleh hukum Inggris.[64] Di bawah pemerintahannya, Alkitab Versi Raja James diterbitkan pada tahun 1611. Alkitab ini tidak hanya mengalahkan karya-karya Shakespeare sebagai karya sastra terbesar dalam bahasa Inggris, namun juga menjadi versi standar dari Alkitab yang paling banyak dibaca oleh umat Kristiani selama empat ratus tahun.
Painting of seated male figure, with long black hair wearing a white cape and breeches.
Restorasi Inggris pada masaRaja Charles II berhasil memulihkan kembali monarki dan perdamaian setelah Perang Saudara Inggris.
Akibat posisi politik, agama dan sosial yang saling bertentangan, Perang Saudara Inggris terjadi antara para pendukung Parlemen dan pendukung Raja Charles I, yang masing-masingnya dikenal dengan sebutan Roundhead dan Cavalier. Perang ini adalah bagian dari rangkaian perang berkelanjutan yang dikenal sebagaiPerang Tiga Kerajaan, yang juga melibatkan Skotlandia dan Irlandia. Pada akhirnya, parlemen berhasil menang, Charles I kemudian dieksekusi dan pemerintahan kerajaan diganti menjadi Persemakmuran Inggris. Pemimpin pasukan Parlemen, Oliver Cromwell, menobatkan dirinya sebagai Lord Protector pada tahun 1653.[65] Setelah kematian Cromwell, putranya, Richard mengundurkan diri dan tidak bersedia menjabat sebagai Lord Protector. Kemudian, Charles IIdipanggil kembali untuk menempati jabatan sebagai Raja Inggris pada tahun 1660. Pada masa Charles II, melalui Restorasi Inggris, konstitusi kerajaan dirombak. Konstitusi baru ini menyatakan bahwa Raja dan Parlemen harus memerintah Inggris bersama-sama, meskipun pada kenyataannya parlemen akan memiliki kekuasaan yang lebih nyata. Kebijakan ini disahkan dalam Undang-Undang Deklarasi Hak 1689. Undang-undang ini juga menyatakan bahwa undang-undang hanya bisa dibuat oleh Parlemen dan tidak bisa ditangguhkan oleh Raja, dan Raja tidak diperkenankan memungut pajak atau menambah tentara tanpa persetujuan dari parlemen.[66] Dengan didirikannya Royal Society pada tahun 1660, ilmu pengetahuan di Inggris juga mengalami perkembangan yang pesat.
Kebakaran Besar London yang terjadi pada tahun 1666 menghanguskan sebagian besar kota London, namun dibangun kembali tidak lama sesudahnya.[67]Dalam Parlemen, dua faksi muncul sebagai kekuatan utama, yaitu Tory dan Whig. Tory merupakan pendukung kerajaan (royalis), sedangkan Whig beraliran liberal klasik. Faksi Tory pada awalnya mendukung James II. Namun, bersama Whig, kedua faksi ini kemudian berbalik menggulingkan takhta James dalamRevolusi Agung pada tahun 1688. Setelah jatuhnya takhta James, pangeran Belanda, William III, diundang untuk meneruskan takhta sebagai Raja Inggris. Di Skotlandia, muncul gerakan-gerakan yang menamakan dirinya sebagai Jacobites. Gerakan ini menolak kepemimpinan William dan menginginkan takhta tetap dipegang oleh keturunan dari James II. Setelah diadakan perundingan, Parlemen Inggris dan Parlemen Skotlandia sepakat untuk menggabungkan masing-masing kerajaan dalam sebuah kesatuan politik bernama Kerajaan Britania Raya pada tahun 1707.[62][68] Untuk menegaskan "persatuan politik" tersebut, lembaga-lembaga seperti hukum dan gereja nasional di masing-masing kerajaan tetap terpisah.[6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar